S H E ~ DOKO?
WHERE?
────────── · · · ✦ ✦ · · · ──────────
Sasuke masih mengikuti Kakashi yang entah akan ke mana pria berambut perak ini pergi. Perlahan dan dengan kewaspadaan tinggi, Sasuke berusaha agar keberadaannya tidak diketahui oleh Kakashi. Namun, untuk sejauh ini, berjalan lancar dan Kakashi belum menyadari keberadaannya sama sekali.
"Ke mana dia akan pergi?" Sasuke membatin seraya masih tetap terus waspada. Mengamati Kakashi yang merupakan seseorang yang misterius, bahkan sampai sekarang bukanlah hal mudah. Sasuke pernah berpikir bahwa Kakashi dilindungi oleh Dewa, ketika ia bersama dengan teman-teman lainnya, termasuk Naruto dan juga Sakura, mencoba mengungkap wajah asli Kakashi di balik maskernya itu.
Selalu dan setiap kali Kakashi difoto atau diambil gambarnya, hal itu terhalang oleh sesuatu. Apa pun itu yang ada di sekitarnya.
"Maa, ini bukan tentang mengungkap wajah aslimu. Jadi, apakah Dewa akan melindungimu kali ini, huh?" gumam Sasuke dengan sangat yakin bahwa Kakashi tak akan lagi dilindungi oleh Dewa. Karena, ini mengungkap kebenaran tentang wanita yang ada bersamanya semalam saat Sasuke melihatnya.
Sasuke masih tetap dalam pengawasannya. Kini ia hendak bergerak untuk mengikuti Kakashi lagi. Namun, terkejut ketika seseorang memanggilnya yang nyaris membuat keberadaannya disadari oleh Kakashi.
"Are? Sasuke-kun?!"
"Sakura ... !" ucap Sasuke yang terkejut ketika melihat sang istri yang baru saja memanggilnya tadi dengan suara yang cukup keras.
"Eh? Nande?" Sakura tampak tak mengerti. Gerak-gerik Sasuke seperti orang yang sedang menyelediki sesuatu. "Apa yang kau lakukan di sini? B-bukankah-"
"Sstt! Aku tidak ada misi hari ini. Aku hanya mengamati sesuatu tadi," ucap Sasuke seraya meletakkan telunjuknya di bibir Sakura. Membuat Sakura merona seketika karena tindakan Sasuke. Di waktu yang bersamaan, ia nyaris pingsan, ketika Sakura menatap wajah Sasuke.
"Kuharap aku tidak kehilangan jejaknya," batin Sasuke yang tidak memperhatikan Sakura yang tengah merona itu. Telunjuknya masih tetap berada di depan bibir Sakura. Namun, perhatian Sasuke agaknya lebih ke Kakashi yang kini tak ada dalam pengawasannya alias ia telah kehilangan jejaknya.
"Cih! Si—Oy, Sakura!" Hingga perhatiannya kembali tertuju pada Sakura, ketika Sakura pingsan di tangannya. Ah, ia gagal mengikuti Kakashi dan kini telah kehilangan jejaknya. Namun, ia tak bisa menyalahkan istrinya yang mendadak datang. Karena, ia sendiri tidak mengatakan tadi bahwa ia tidak ada misi hari ini. Pergi setelah berpamitan tanpa memberi keterangan ke mana ia akan pergi untuk hari ini.
Jadi, yang salah adalah Sasuke.
Alhasil, Sasuke harus menggendong Sakura ala bridal style dan kemudian melompat dari atap rumah ke atap rumah yang lainny, hingga Sasuke sampai di rumahnya. Segera ia meletakkan Sakura di sofa. Tampaknya ia masih pingsan. Bahkan mengigau dengan menyebutkan nama Sasuke berulang kali.
Sasuke menghela napas. "Aku akan segera kembali. Ada sesuatu yang harus kuurus," ucapnya kemudian yang segera beranjak pergi. Sebelum itu, ia mengamati rumahnya yang mana hanya ada dirinya dan juga Sakura. Tampaknya Sarada yang tak lain adalah putrinya masih menjalankan kegiatan akademinya. "Jaa, ittekimasu." Kemudian ia pergi meninggalkan Sakura yang masih terbaring di sofa.
Setelah beberapa saat mengigau tentang Sasuke, Sakura mulai tersadar, ketika Sasuke pergi meninggalkannya di rumah. Padahal, ia ingin bertanya dan mendengar jawaban Sasuke dari pertanyaannya sebelumnya.
"C-chotto! Setidaknya beritahu aku apa yang sedang kau urus itu!" seru Sakura dengan nada tergesa-gesa. Berharap Sasuke mendengarnya.
Namun, Sasuke tidak menjawab, karena sudah cukup jauh dari tempatnya. Sakura hanya mendengus sebal pada tingkah Sasuke. "Hahh ... itterashai ..." ucap Sakura membalas salam pamit dari Sasuke.
"Ck, ke mana dia pergi? Sial, aku lengah tadi," gumam Sasuke dalam batin seraya mengumpat. Kini ia berada di atas gedung tertinggi di desa Konoha. Berusaha mencari keberadaan Kakashi yang sempat hilang dari pandangannya itu.
"Sasuke!"
Hingga suara yang sangat familiar terdengar sampai ke telinganya. Suara yang amat berisik itu sangat Sasuke ingat. Ialah suara Naruto yang datang ke arah Sasuke yang nyaris membuatnya terjatuh, karena Naruto yang menabrak Sasuke.
"Oy! Perhatikan langkahmu, Dobe!" protes Sasuke kesal dengan tindakan ceroboh Naruto.
"Gomen, gomen! Aku terlalu bersemangat!" jawab Naruto dengan ekspresi wajah cemberut (?). "Nee, ada perkembangan??" tanyanya kemudian bermaksud mengalihkan pembicaraannya.
Sasuke mengamati Naruto sejenak sebelum akhirnya ia berkata. "Kagebunshin, ya? Pantas kau bisa berada di sini," ucapnya.
"Iyalah! Mana bisa aku meninggalkan pekerjaanku sebagai Hokage!" protes Naruto yang tiba-tiba menjadi kesal pada Sasuke. "Jadi, bagaimana? Ada perkembangan tidak?" tanya Naruto lagi mengulang kembali pertanyaannya yang belum terjawab oleh Sasuke.
"Aku kehilangan jejaknya," ucap Sasuke dengan ekspresi wajah yang biasa saja. Meski begitu, ia merasa kesal karena gagal mengikuti Kakashi.
"Nani?! Bagaimana bisa-ttebayo?!" Naruto berteriak di depan wajah Sasuke dengan air liurnya yang muncrat lagi ke wajah Sasuke. Kali ini, Sasuke berusaha menghindari air liur Naruto yang akan muncrat lagi itu. Mana mungkin kena dua kali, 'kan?
"Cih, mana kutahu! Kenapa kau tidak gunakan bunshinmu yang lain untuk mencarinya? Baka!" Sasuke protes karena Naruto malah menyalahkannya. Tentu saja di awal memanglah salahnya karena tidak mengatakan pada Sakura bahwa ada sesuatu yang harus diurusnya yang tak lain adalah misi rahasia. Tapi, untuk kali ini, ia tidak mau disalahkan atas kelengahannya, karena kehilangan jejak Kakashi.
Naruto 'kan hebat dalam menciptakan bunshin, seharusnya dia di tempat kan di posisi mengawasi atau mengintai! Pikir Sasuke. Namun, karena mengingat kekurangannya yang tak akrab dengan banyak orang di desa, jadi, diputuskanlah bahwa Naruto yang akan mengumpulkan informasi, sementara Sasuke mengintai Kakashi.
"Eh? Iya juga, ya," ucap Naruto yang baru kepikiran bahwa ia dapat memanfaatkan bunshinnya untuk mencari Kakashi. Segera, ia membuat segel dengan kedua tangannya, "Taju Kagebunshin no jutsu!!" seru Naruto yang dalam waktu bersamaan muncul bunshin yang cukup banyak. "Saa, cari Guru Kakashi!" titahnya pada para bunshinya.
"Ok!!" jawab para bunshin Naruto serempak dan mulai berpencar mencari Kakashi.
Sementara para bunshin Naruto berpencar mencari Kakashi, Sasuke dan Naruto bersama-sama mencari informasi tentang ke mana Kakashi pergi. Tak lupa, mereka menanyakan sesuatu yang setidaknya berhubungan dengan Kakashi yang sempat terlihat bersama dengan seorang wanita. Siapa tahu salah satu di antara mereka melihat Kakashi jalan bersama dengan wanita yang Sasuke lihat semalam.
"Iya, tadi aku melihatnya berjalan melewati tokoku. Dia berjalan ke arah sana."
"Hatake Kakashi, ya? Ah! Etto, dia baru saja menyapaku dan pergi ke sana,"
"Kakashi-sensei tadi membantuku mengambil kucingku yang ada di atas pohon!"
"Kakashi? Aku memang melihatnya, kurasa dia jalan sendirian pagi ini."
"Aku tidak tahu ke mana dia akan pergi, setelah mengunjungi tokoku, tapi, kurasa dia pergi ke sana."
Naruto dan Sasuke mencari informasi hingga langit berubah warna. Mereka bertanya ke sana ke mari mengikuti petunjuk yang dikatakan orang-orang pada mereka, namun, hasilnya tetap saja sama. Hasil yang mereka dapatkan sangat nihil. Mereka tak menemukan Kakashi.
Sulit rasanya menemukan seseorang yang sudah dilindungi oleh Dewa. Bahkan bunshin Naruto tak kunjung kembali dan tak memberitahukan perkembangan pencarian Kakashi.
"Sial, Guru Kakashi benar-benar mengherankan!" gerutu Naruto di kantor Hokagenya bersama dengan Sasuke. Yap, kali ini adalah Naruto yang asli.
"Sudah kukatakan kalau Kakashi itu seperti dilindungi oleh Dewa!" timpal Sasuke seraya mengamati Naruto yang sedang frustasi.
"Hmmm! Aku tidak peduli! Aku yakin, aku yakin kita pasti bisa mengungkapkan siapa wanita itu!!" Naruto masih tetap berapi-api rupanya.
Sasuke menatap Naruto sejenak kemudian menghela napas. "Bagaimana caranya? Cara ini tidak efektif. Haruskah kita bertanya pada yang lainnya?" tanyanya yang seketika membuat Naruto berpikir keras.
To Be Continued
Story By Lady Iruma
Comments
Post a Comment