S H E ~ ITSU?

EPILOGUE - WHEN?
────────── ·  ·  · ✦ ✦ ·  ·  · ──────────

"He?" 

"... Ha?" 

"Awilliem ... Ariseeina?" gumam Naruto yang tampaknya pernah mendengar nama tersebut. "Ohh!! Omaee!!" serunya kemudian seraya terkejut sampai-sampai menunjuk pada wanita bernama Awilliem Ariseeina tersebut. 

Sementara Ariseeina hanya tersenyum, ketika melihat reaksi Naruto. 

" ... ?" Sasuke tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi di sini, meski ia ada di sini dalam jangka waktu yang lama. 

Sementara Naruto bertingkah seolah seperti ia mengenal wanita yang kini berada di samping Kakashi dengan senyum mengembang. 

"Maa, dia adalah Awilliem Ariseeina, pemimpin Kerajaan Es di negeri Es." Kakashi berkata. Menambahkan ucapan Arisee yang tengah memperkenalkan diri pada Naruto dan Sasuke. "Pemimpin? Ah, kurasa lebih tepatnya ratu," lanjut Kakashi seraya tersenyum di balik maskernya. 

"I-iya! Benar! Aku mengingatnyaa!" seru Naruto masih terperangah. 

" ... Ha? Sejak kapan? Kenapa aku tidak mengetahuinya?" tanya Sasuke bertubi-tubi. Kali ini dia malah OOC. Tidak biasanya ia bertanya panjang lebar seperti itu hanya untuk hal yang sepele seperti ini. Dan biasanya, ia akan menunggu orang lain untuk bertanya dengan pertanyaan yang sama dengannya. 

Pasti banyak kejadian seperti itu, bukan? Kita bertanya dan ada seseorang yang memiliki pertanyaan yang sama dengan kita. 

"Hmm, yah, ia sudah cukup lama berada di Konoha. Tujuannya kemari sebenarnya adalah menemui dan meminta bantuan Hokage alias Naruto," jelas Kakashi yang membuat Sasuke sedikit terkejut namun tak ia tampakkan. "Wajar kalau kau tidak tahu," ucap nya lagi seraya terkekeh. 

"Nee, Hokage-sama? Arigatou gozaimasu telah membantuku saat itu. Aku benar-benar terbantu oleh karenamu dan yang lainnya," ucap Arisee seraya tersenyum. 

"H-ha'i!" jawab Naruto spontan, canggung, dan merasa bersalah terhadap Arisee karena ia telah menyerang bahkan sampai melukai Arisee. Kini, pandangannya beralih kepada Sasuke. "Baka, Sasuke! Dia itu ratu! Kita menyerang seorang ratu!" kata Naruto seraya mencengkram baju Sasuke sambil mengguncang-guncangkan tubuh temannya. "Kenapa sih kau tidak bilang padaku jika wanita yang kau maksud itu adalah Arisee-san?!" tambahnya yang malah menyalahkan Sasuke dan masih tetap mengguncangkan tubuhnya. 

Sasuke yang masih terus diguncangkan tubuhnya oleh Naruto itu lama kelamaan merasa pusing karenanya. "Mana ku tahu!! Berhentilah mengguncangkan tubuhku, aho!" Sasuke malah mengomel dan tak ingin disalahkan atas apa yang terjadi. 

"Etto, apakah tidak apa membiarkan mereka seperti itu, Hatake-san?" tanya Arisee merasa khawatir ketika ia melihat Naruto dan Sasuke yang tengah bergelud satu sama lain. Karena tak satu dari mereka mau disalahkan ataupun mengalah. 

Kakashi menghela napas seraya menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Tak habis pikir dengan tingkah laku para mantan muridnya. "Yahh, kurasa," ucapnya dengan nada pasrah. 

"Kenapa kau malah menyalahkan, sih?! Yang punya ide untuk memata-matai Kakashi 'kan dirimu!" seru Sasuke yang tak mau kalah jika ia berdebat dengan Naruto. "Lagi pula, seharusnya kau memberitahuku tentang wanita itu!" serunya lagi yang bahkan tak memberikan kesempatan bicara untuk Naruto. 

"Eh-? Ah, benar juga," ucap Naruto malah tertipu oleh perkataan Sasuke. Ia malah berpikir keras untuk memberikan jawabannya pada Sasuke. 

Sementara Sasuke yang berhasil membuat Naruto berpikir alias kicep pun ikut-ikutan diam dan menghela napas setelahnya. 

"Seharusnya kau bertanya pada Sakura, Sasuke," kata Kakashi menjawab pertanyaan Sasuke yang belum terjawab oleh Naruto. 

"Hn?" Sasuke hanya menatap Kakashi dengan penuh tanda tanya. 

"Anata/Naruto-kun!" 

Hingga 2 orang wanita menghampiri mereka berempat. Ialah Uchiha Sakura, istri Sasuke dan Uzumaki Hinata, istri Naruto. Tampaknya Sakura dan Hinata merasakan hal yang sama, yaitu khawatir dengan suami mereka. 

"Hinata/Sakura?" ucap Sasuke dan Naruto secara bersamaan. Terkejut melihat istri mereka masing-masing. 

Sementara Kakashi dan Arisee hanya menatap Sakura serta Hinata yang menghampiri suami mereka. 

"Apa yang kalian lakukan?" tanya Sakura seraya menatap Sasuke dan Naruto yang menampakkan wajah lusuh mereka. 

" ... Tidak ada," jawab Sasuke ogah-ogahan, namun sebenarnya ia hanya lelah.

"Hee?!" 

"Naruto-kun, daijoubu ka?" Hinata mencemaskan keadaan suaminya, Naruto. 

"Daijoubu, kok, Hinata! Ini hanya lecet sedikit!" jawab Naruto mantap guna agar istrinya tak terlalu cemas padanya. 

Kakashi sedikit terkekeh ketika melihat kedua pasutri tersebut. "Yah, sebaiknya kalian pulang. Karena memang ini sudah larut," ucapnya yang membuat perhatian para pasutri tersebut beralih padanya, terutama Sakura dan Hinata. 

"Eh, Arisee-san! Masih di sini?" tanya Sakura menyapa Arisee yang masih setia di samping Kakashi. 

"Ah, iya. Entah mengapa aku merasa betah di Konoha," jawab Arisee pada Sakura dengan senyum ramah. 

"Oh, astaga! Ada apa dengan tanganmu?!" Hinata terkejut ketika menyadari bahwa tangan Arisee terus mengalirkan darah segar. 

"Are? Sini, biar kuurus itu." 

Sementara para wanita sedang asyik dengan topik mereka, begitu juga dengan para pria ini yang sedang asyik menonton mereka. 

"Hmmm! Kakashi-sensei, sih! Kenapa tidak memberitahu kami tentang wanita yang bersamamu selama ini adalah Arisee-san?!" Naruto protes dan malah menyalahkan Kakashi untuk apa yang sudah terjadi. "Aku jadi merasa bersalah padanya!" lanjutnya lagi. 

Sementara Sasuke, ia hanya diam seraya menunggu jawaban dari Kakashi. Ia memang berniat ingin protes juga. Namun karena sudah ada Naruto yang telah mewakili protesnya, ia tidak usah repot-repot berbicara panjang lebar. 

"Ha? Sekarang kau menyalahkanku? Itu salahmu, karena kau tidak mau bertanya terlebih dahulu," ucap Kakashi dengan entengnya. "Malu bertanya, sesat di jalan~" ucap Kakashi memberi kata kata bijak seraya tersenyum. 

"Bcd!" 

"Bcd-" 

Naruto dan Sasuke berucap bersamaan namun hanya berbeda nada saja:> 

"Jadi, siapa dia?" tanya Naruto yang membuat Kakashi bingung. 

"Maksudmu? Bukankah-" 

"Bukan, bukan! Maksudku, siapa dia bagi guru?" ucap Naruto yang segera memotong perkataan Kakashi. 

Kakashi tertegun sejenak setelah ia mengetahui maksud dari pertanyaan Naruto. Tak lama kemudian, ia tersenyum. "Aku tidak bisa mengatakannya sekarang," ucapnya yang membuat Sasuke dan Naruto sebal. 

"Percuma deh tanya," gumam Sasuke yang merasa sia-sia bertanya. 

"Ano, Hokage-sama, minna-san, aku akan kembali ke Negeri Es," ucap Arisee seraya menghampiri Naruto, Sasuke, dan Kakashi bersama-sama dengan Sakura dan Hinata. 

"Eh? Kapan?" tanya Naruto sedikit terkejut. Tak hanya dia, Kakashi berekspresi sama sepertinya. 

"Besok. Ada banyak hal yang harus kulakukan. Sekali lagi, arigatou, Hokage-sama, Minna," ucap Arisee seraya membungkuk pada Naruto sebagai tanda hormat dan kemudian kembali menegakkan badannya. 

"Souka ... Daijoubu! Aku senang bisa membantu!" kata Naruto dengan senyum lebarnya. "A-ano, gomenasai atas perbuatanku dan Sasuke yang menyerang dan melukaimu secara tiba-tiba tadi," ucapnya lagi merasa bersalah pada Arisee. 

Salah satu tangan Naruto kemudian menyikut siku Sasuke sebagai pertanda bahwa ia harus meminta maaf juga pada Arisee. 

"Ah, tidak, tidak. Aku paham, kok, jika kalian mencurigaiku yang mendadak dekat dan bersama dengan Hatake-san belakangan ini," ucap Arisee yang benar-benar tak masalah. "Aku paham jika kalian telah menganggapnya sebagai jomblo abadi," ucapnya lagi yang membuat yang lainnya tertawa termasuk dirinya, kecuali Kakashi. 

"Hee? Dia juga menganggapku begitu?" batin Kakashi pundung. 

"Hahahah! Ya! Itu benar! Maa, maa, Arisee-san, cukup panggil aku Naruto saja-ttebayo!" ucap Naruto dengan bangga menunjuk pada dirinya sendiri. 

Arisee tersenyum sebelum akhirnya menjawab. "Ha'i! Panggil saja Arisee atau Ai, nee, Naruto?" Ucapnya. 

"Onee-san!" Hingga seorang laki laki yang memiliki tinggi yang sama dengan Kakashi datang dan memanggil. Ialah Awilliem Shinro, adik laki laki Arisee yang tampak nya sedang menjemput nya untuk pulang. 

Arisee menoleh. Mendapati Shinro yang tengah menunggunya. "Ah, Shinro. Baiklah, jaa Minna! Aku harus pergi!" ucapnya seraya melambai pada mereka berempat dan berlari pada Shinro. 

"Ano! Arisee! Bagaimana jika Sakura-chan, Hinata, dan Ino mengantarmu besok?" tanya Naruto sedikit berteriak pada Arisee agar dapat di dengar jelas oleh nya. 

Arisee tertegun sejenak kemudian tersenyum. "Tentu saja! Cukup antar aku sampai gerbang saja, ya!" Setelah berkata demikian, Arisee berlalu pergi bersama dengan Shinro. 

"Kapan ... Aku bisa mengatakannya?

Keesokan paginya, di mana hari ini adalah hari Arisee akan kembali ke negeri es bersama dengan Awilliem Shinro alias adiknya dan beberapa penjaga atau pengawal yang sempat pergi bersamanya ketika ia ke Konoha. 

Sesuai dengan perjanjian yang ia buat kemarin bersama dengan Naruto. Sakura, Hinata, dan Ino mengantarnya hanya sampai gerbang perbatasan desa Konoha saja. Tak hanya mereka saja di situ, Kakashi juga sudah berada di gerbang perbatasan Konoha sebelum mereka semua datang. Atas kemauannya sendiri yang ingin mengantarkan Arisee. 

Untuk sekadar mengucapkan selamat tinggal tidak apa, bukan? 

"Arigatou, minna. Aku jadi merepotkan kalian," ucap Arisee sebelum ia bisa benar-benar pergi. 

"Ehh, tidak, tidak! Kami senang bisa mengantarmu," ucap Ino seraya tersenyum senang. 

"Yah, mungkin ini adalah yang terakhir kami dapat melihatmu, Arisee," ucap Sakura merasa berat ketika harus merasakan perpisahan. 

"Hati-hati di jalan, Arisee," ucap Hinata sedikit merasa cemas. 

Arisee tersenyum ketika teman-temannya benar-benar menerima kehadirannya selama ia di Konoha. Ia juga sama halnya dengan mereka, ia tak ingin berpisah dan tetap ingin tinggal. Namun, karena sesuatu, itu tidak memungkinkan. 

"Wah, sudah mau pulang rupanya," ucap Kakashi yang kini berada di depan Arisee. Membuatnya terkejut karena ia melakukannya secara tiba-tiba. "Kau pasti akan merindukanku, bukan?" ucapnya lagi seraya terkekeh geli. 

Arisee memerah. "Hmph! M-mou, ini bukan rumahku. Lagipula, aku tidak akan merindukanmu yang selalu membuatku kesal," ucap Arisee dengan wajah kesal, namun pipi yang memerah. 

Kakashi hanya tersenyum mendengar jawaban Arisee. "Yah, baiklah. Tapi, ini akan selalu jadi tempatmu untuk pulang," ucapnya yang membuat Arisee tertegun. 

Ia bahkan tak berkata apa-apa. Begitu juga Kakashi. Keduanya saling bertatapan. Tak satu dari mereka mengalihkan pandangan. Seolah membuat suatu kenangan. Bertatapan tiada bosan. Hingga keduanya kembali pada kenyataan. 

"Ano ... Aku harus pergi, minna-" ucap Arisee yang kemudian berbalik dan mulai melangkah menjauh (dari Kakashi). 

Kakashi menatap punggung Arisee yang masih bisa ia lihat. "Apakah kau tidak ingin mengatakan sesuatu?" katanya yang berhasil menghentikan langkah Arisee, bahkan membuatnya berbalik menatapnya. 

"Ah, iya ..." gumam Arisee yang kemudian berjalan kembali ke arah Kakashi seraya merogoh ke dalam jubah putih dengan lambang bunga salju serta bunga mawar berwarna biru di bagian belakang miliknya. 

"Kore, untukmu, Hatake-san," ucap Arisee memberikan bunga mawar biru pada Kakashi. 

"Eh?" Kakashi bingung. Biasanya, pria yang akan memberikan bunga pada wanita. Namun, ini berbeda! Ia malah mendapat bunga dari seorang wanita, Arisee. "E-etto, cukup panggil aku Kakashi saja. Sudah kukatakan sebelumnya, bukan?" katanya mencoba mengalihkan, karena sedikit canggung di sini rasanya. Namun, ia tetap menerima mawar biru pemberian Arisee tersebut. 

"Wah! Kakashi-sensei dapat mawar biru dari Arisee!" pekik Ino ketika ia melihat Kakashi yang mendapat setangkai mawar biru dari Arisee. 

"Memangnya, apa arti mawar biru?" tanya Sakura yang dengan yakin bertanya. Karena Ino adalah pemilik toko bunga, yang pastinya mengetahui arti setiap bunga. 

"Mawar biru memiliki arti misteri, mustahil, spesial, khawatir, dan cinta pertama," jelas Ino. "Masaka ... itu menggambarkan perasaan Arisee pada guru Kakashi?" gumam Ino yang membuat Sakura terkejut mendengar nya. 

"Mungkin ... " jawab Sakura sama halnya dengan Ino. 

Sementara Arisee hanya menunjukkan senyum pada Kakashi dan kemudian berbalik lagi yang tampaknya akan segera pergi. 

"Arisee!" Untuk kedua kalinya, Kakashi kembali memanggil Arisee dan membuatnya menghentikan langkahnya. 

Ia menunggu jawaban dari Arisee dari pertanyaannya sebelum nya. 

Apakah memang hal itu yang ia tunggu darinya? 

"Sore dewa, mata ashita nee, Kakashi-kun," ucapnya kemudian benar-benar menghilang dari pandangan Kakashi. 

"Mata ... Ashita?" 

THE END
Story By Lady Iruma


Comments

Popular posts from this blog

S H E ~ DARE?

S H E ~ ?

S H E ~ DOKO?