Posts

• • • 6 • • •

| 06. Umbrella  ────────── ·  ·  · ✦ ✦ ·  ·  · ────────── "Keiko-chan?" Hingga suara yang tak asing dan disusul dengan sentuhan di bahunya, perlahan membuatnya tenang entah mengapa. Perlahan sesuatu yang membasahi pipinya itu tak lagi ia rasakan. Jadi, benarkah ia menangis?  Keiko perlahan berbalik dan mendapati Ranpo yang kini menatapnya dengan menampakkan manik mata emerald nya yang menatapnya dalam. Satu tangan Ranpo yang ada di bahunya pun masih setia di bahu Keiko. "A-ah, Ranpo-san, ada apa?" tanya Keiko yang kemudian berbalik dan menatap Ranpo sepenuhnya. Tanpa ia sadari, tangannya bergerak untuk mengusap air mata yang tersisa dipipi dan ekor matanya.  " Jadi, aku benar menangis, ya? Sudah berapa kali aku menangis dalam sehari? Ditambah ... Ranpo-san datang di saat aku menangis tadi. Dia sudah melihatku yang menangis lagi. " Keiko pun berkecamuk dengan pikirannya. Membuatnya melamun tanpa sepengetahuannya.  Sementara Ranpo yang mendengar

• • • 5 • • •

| 05. ... Sadness ────────── ·  ·  · ✦ ✦ ·  ·  · ────────── Ketika gadis itu sedang menikmati rintikan hujan yang semakin deras di luar sana, diam-diam ia memperhatikannya. Terus padanya bahkan nyaris tak teralihkan sedikit pun pada yang lainnya. Melamun? Mungkin saja.  " Aku tak bisa mengerti dirimu, Keiko-chan, " batinnya. Ranpo masih terus memandangi Keiko.  Namun, hanya dengan memandangi lnya dan mendekat kemudian bertanya 'apa yang terjadi' padanya pun tak akan membuahkan hasil apa-apa, kecuali Ranpo memutuskan diri untuk turun tangan menggunakan cara yang merepotkan, yaitu menyelidikinya.  Keiko sudah seperti sebuah kasus rumit bagi dirinya yang bisa membaca seseorang layaknya sebuah buku. Namun, sayangnya, hal itu tak berlaku bagi seorang Keiko yang sudah seperti kasus yang harus diselesaikan tanpa kemampuan apapun.  Ranpo harus melakukannya secara manual atau kalau tidak, semua pertanyaan yang menggantung di otaknya tak akan terjawab.  Meninggalkan

• • • 4 • • •

| 04. ... Pain  ────────── ·  ·  · ✦ ✦ ·  ·  · ────────── "Menangis ... ?" gumam Keiko heran yang kemudian cepat-cepat ia mengusap pipi yang diduganya basah.  Dan benar saja, ia merasakan air mata masih mengalir bebas di pipinya. Ia menatap Ranpo bingung. Jangan lupakan linangan air mata yang terus mengalir bagaikan sungai di pipinya.  Ranpo masih tetap merengkuh kedua bahu Keiko dan menatapnya khawatir. Sementara seorang pemuda, Nakajima Atsushi yang berada di samping Ranpo sedari tadi karena habis menemaninya memecahkan kasus tadi pun ikut mengkhawatirkan Keiko.  "Hey! Kau mendengarkanku tidak? Kenapa kau menangis?" Ranpo kembali berkata setelah beberapa saat terjadi keheningan. Meski terkesan seperti seseorang yang membentak, namun, tersirat kekhawatiran dari kata-katanya.  Keiko yang sempat melamun pun tersadar dan cepat-cepat mengusap air matanya kembali dengan kasar. Berharap tak ada lagi jejak air mata di pipi maupun matanya. Ia pun berusaha menam

• • • 3 • • •

| 03. ... Tears ────────── ·  ·  · ✦ ✦ ·  ·  · ────────── Kondisi Keiko membuat seisi rumah yang megah itu khawatir, terutama paman serta kakak perempuannya yang sempat menenangkan dirinya tadi. Mereka kira Keiko akan baik-baik saja setelah ini, namun, yang ada malah membuat mereka khawatir seperti sekarang ini.  Ikezawa Kanamura dan Ikezawa Meiko hanya bisa bersedih dan mengkhawatir kondisi Keiko. Tak banyak yang bisa mereka lakukan selain memeluk dan mengatakan 'semuanya akan baik-baik saja' pada gadis tersebut. Meski berhasil membuat Keiko tak lagi menagis dan tenang, tapi, segera setelah itu fisiknya melemah.  "Semoga besok dia akan baik-baik saja," ucap Kanamura yang disertai anggukan setuju dari Meiko.  Tak terasa hari berganti. Malam berlalu dan kini tergantikan oleh pagi. Jika kemarin alam bersedih, maka sekarang waktunya alam harus kembali berseri.  Begitu juga dengan dirinya pagi ini.  "Yosh, semuanya akan baik-baik saja." Keiko bermono

• • • 2 • • •

| 02. Rain Is ...   ────────── ·  ·  · ✦ ✦ ·  ·  · ────────── Cahaya mentari yang tenggelam seharusnya terlihat di kala sore menyapa. Namun, karena mendung melanda, membuat mentari tertutup karenanya.  Setitik demi setitik pun jatuh ke bawah. Membuat basah pohon-pohon serta tumbuhan lainnya. Beberapa makhluk melindungi diri dari derasnya hujan.  Dia memeluk lutut di pojok kamar dan menangis di sana. Melihat dan mendengar hujan, tenang rasanya. Karena baginya, alam semesta turut bersedih bersama dengannya.  Teringat kembali akan masa lalu itu memang tidak menyenangkan. Apalagi kejadian tragis itu terjadi tepat di depan mata. Sungguh membuat hancur diri luar dalam.  Itulah yang seorang Ikezawa Keiko rasakan.  "Waah! Mite, Ari-chan! Hujan di luar deras sekali~" Seorang pria berambut cokelat dengan manik mata yang selaras berkata dengan semangatnya seraya melihat hujan dari balik jendela kantor agensi pada wanita yang kini sedang fokus pada laptopnya. Dazai Osamu tamp

• • • 1 • • •

| 01. Prologue - Rain  ────────── ·  ·  · ✦ ✦ ·  ·  · ────────── Dia tertawa setelah hujan reda.  Kalimat yang seharusnya tak ada di sana.  Namun, muncul begitu saja saat kulihat dia tertawa riang setelah menutupi segalanya.  Apa?  Apa yang membuatmu tertawa?  Apakah karena hujan yang mengguyurmu sebelumnya?  Jika.   Jika iya, apakah kau akan terus seperti itu ke depannya?  Jika tidak, kenapa kau selalu tertawa seolah menunjukkan semuanya baik baik saja?  Aku benci.  Aku benci sifat itu.  Di mana dia menutupi sesuatu.  Membuat diriku beranggapan dirinya seperti sebuah kasus untukku.  Aku tidak memaksa.   Aku tidak memaksamu untuk mengatakannya.  Aku tidak memintamu untuk menjelaskan semuanya.  Aku hanya ingin menjadi payungmu di kala hujan melanda.  Apakah kau baik-baik saja?   Pertanyaan sederhana itu cukup untuk mengetahui segalanya.  Story By Lady Iruma

• • • After The Rain • • •

Image
────────── ·  ·  · ✦ ✦ ·  ·  · ────────── After The Rain Lady Iruma ────────── ·  ·  · ✦ ✦ ·  ·  · ────────── 「Fanfiction - Complete」 "Dia tertawa setelah hujan reda." Suatu ungkapan yang tepat untuk menggambarkan 'dia' yang selalu tertawa setelah hujan reda. Ketika hujan kembali mengguyur deras, bisakah aku menjadi payungnya?  Harapan seorang Edogawa Ranpo menjadi sebuah payung di atas hujan yang mengguyur deras gadis bernama Ikezawa Keiko.  Story By Lady Iruma Note : Mohon maaf apabila ada kesamaan nama, tempat, judul, cerita, maupun peristiwa. Penulis tidak ada unsur kesengajaan. Terima kasih. Published: 31 July 2020 End: 03 Sept 2020 ────────── ·  ·  · ✦ ✦ ·  ·  · ──────────